dunia esfand

Tuesday, November 07, 2006

ODE UNTUK SANG BOHEMIAN

Mengenang Penyair Ari Setya Ardhi

pagi itu amat jauh dari hari tatkala rumah bunga benar-benar tak lagi bisa kau diami

tempatku duduk bersandar terpaku pun amatlah jauh dari negeri dimana engkau mempertimbangkan kesunyian

bahkan tembang antar benua yang kau senandungkan lewat huluran kata-katamu pun tak pernah kudengarkan utuh,

walau selirih pun

pagi itu, lembar-lembar kisah dalam majalah sastra ibu kota yang berdendang padaku

tentang sang pelopor muda yang bijak merenungi senja

tentang sang maestro yang tiada mewariskan apa selain arif yang dilapis kata

warisan yang ternyata dengan magisnya menarik asaku turut serta bersama gumam-gumam yang terus mendengung dari manusia-manusia yang merasai arifmu

KEMBALI KE TANAH KELAHIRAN

Mengenang Ramadhan K.H

Malam di Berlin tak kan lagi membiru

karena pelukisnya tak lagi mampu menggenggam kuas kehidupan

Keluarga Permana pun tak lagi berinduk semang

karena peniup nafasnya tak lagi bisa menghirup aroma tanah kelahiran

dalam keremangan pelita negeri sang pujangga mengundurkan diri

disapu bahtera langit yang telah lama menanti

Priangan Si Jelita barangkali tak sempat juga merasakan lambaian terakhirmu

dalam keremangan pelita negeri engkau kembali ke pangkuan asal

ke pelukan asal

tak ada lagi yang menguak dunia

tak ada lagi yang mendongengkan kemelut hidup

tak ada lagi yang mengibarkan royan revolusi,

dan mengunjungi ladang perminus

hanya tinggal tiup angina

yang kan menghembuskan syahdu

tentang dongeng romansa kisah sang pujangga

0 Comments:

Post a Comment

<< Home